Ini siapa ya ? |
Dear temans,
Sebenarnya cerita ini agak memalukan untuk diceritakan, tapi ga papa deh sekali-kali memalukan diri sendiri. he..he..
Ceritanya begini,
Suatu hari, saya hendak menjemput sekolah si kecil Lala. Sudah dandan cantik, all out deh pokoknya. Memang, hari itu lagi mood untuk dandan. Berangkat memakai gamis, jilbab dan sepatu flat. Biasanya sih agak tomboy, celana panjang, pake sepatu, jaket berhook (penutup kepala). Selain itu saya memang tidak bisa pergi kemanapun tanpa si mungil lipstik, apalagi lipstik keluaran Wardah atau Sari Ayu. Dua merek itulah yang setia menemani kalau aku bepergian. Tentunya tidak sempurna tanpa sedikit pulasan bedak tipis.
Seperti hari-hari biasanya, saya mengeluarkan sepeda motor saya lewat pintu belakang. Kalau pintu belakang dibuka, akan terlihat tanah lapang rumput-rumput hijau yang sejuk. Lumayan menyejukkan untuk tempat sepanas Klipang. Kebetulan di belakang rumah saya itu ada jalan kecil (setapak) sekitar 1.5 meter yang merupakan jalan pintas untuk menjemput anak-anak sekolah. Entah mengapa dari sejak semalam saya mimpinya kok aneh-aneh banget. Mulai ketemu almarhum bapak saya, selanjutnya ketemu almarhum nenek saya. Astaghfirullah, apa mungkin karena saya kurang mendoakan mereka ya. Pikir saya waktu itu. Mau berangkat jemput sekolah pun pikirannya sudah tidak enak.
Sepeda motor saya jalankan seperti biasa, melewati jalan-jalan kompleks yang biasa saya lalui. Waktu itu secara tidak sengaja saya agak menunduk karena melihat baju saya kok agak kotor kena apa ya?pikir saya. Itu saja cuman 1 detik, tidak lama tiba-tiba dari depan ada motor yang juga dia seorang ibu-ibu melaju kencang bak angin tornado. Alay banget yah he..he..Bemper depan saya hancur berkeping-keping. Begitu pula dengan si ibu tadi, kalau dia tidak di bempernya tetapi di bagian paling depan motor (kap) hancur.
Spontan, kami saling minta maaf karena juga saya tidak tahu yang salah siapa. Waktu itu untunglah ada saksi pak satpam komplek yang melihat kalau saya yang benar. Si Ibu itu sebenarnya berlawanan arah dengan saya, tetapi menjalankan motornya kok satu sisi dengan saya, seharusnya di disisi kanan kok malah di sisi kiri dengan saya. Usut punya usut, ternyata si ibu tadi lagi belajar naik motor kata tetangga saya, padahal sepeda motornya masih baru gres.
Selanjutnya saya minta ganti rugi dengan ibu itu. Tadinya, sebenarnya tidak tega wong sama-sama hancur di bagian depannya, sudahlah toh saya yang benar.Lumayan 5 hari motor saya terpaksa "diopname" di bengkel, terpaksa memakai motor satunya yang notabene sering dibawa suami saya. Saya juga agak takut waktu cerita dengan suami. Suami saya sampai berkomentar,"Wong, dikomplek kok bisa kecelakaan, dengan setengah marah, setengah geli. Padahal, waktu itu kerjaan kantornya lagi banyak. Jadi, enggak enak sendiri.
Akhirnya, urusan dengan Bu A sudah klir. Namun, masih menyisakan "tanda petik" (setengah kurang ikhlas he3) lantaran bempernya tidak bisa yang asli dari pabrikan begitu juga dengan stikernya. Ya, sudahlah saya menganggapnya teguran dari Allah swt agar saya lebih berhati-hati dan saya mengiklaskan semuanya.
Selanjutnya saya minta ganti rugi dengan ibu itu. Tadinya, sebenarnya tidak tega wong sama-sama hancur di bagian depannya, sudahlah toh saya yang benar.Lumayan 5 hari motor saya terpaksa "diopname" di bengkel, terpaksa memakai motor satunya yang notabene sering dibawa suami saya. Saya juga agak takut waktu cerita dengan suami. Suami saya sampai berkomentar,"Wong, dikomplek kok bisa kecelakaan, dengan setengah marah, setengah geli. Padahal, waktu itu kerjaan kantornya lagi banyak. Jadi, enggak enak sendiri.
Akhirnya, urusan dengan Bu A sudah klir. Namun, masih menyisakan "tanda petik" (setengah kurang ikhlas he3) lantaran bempernya tidak bisa yang asli dari pabrikan begitu juga dengan stikernya. Ya, sudahlah saya menganggapnya teguran dari Allah swt agar saya lebih berhati-hati dan saya mengiklaskan semuanya.
Gambar diambil dari google.com |
Salam hangat,
Ningrum