Dear temans,
Asyiknya sebentar lagi kita akan merayakan hari Raya Idul Fitri. Mudik kemanakah Anda kali ini? Tentunya ke kampung halaman masing-masing ya. Kalau aku mudik ke Salatiga kampung halamanku, dan mudik ke mertua di Banyumanik. Alhamdulilah, dua-duanya dekat dari rumah, jadi no macet, no galau. Apalagi, dengan adanya tol Semarang-Salatiga mudik terasa nyaman, tahu-tahu sudah nyampe Bawen. Tahu-tahu sudah nyampe Salatiga. Yuhuuyyy....................
Beberapa tahun yang lalu kalau mudik aku memakai armada taksi dari rumah, selanjutnya menunggu bis di terminal Banyumanik. Rumahku di Klipang. Alhamdulilah, sekarang sudah memiliki kendaraan pribadi. Meski belum wah, tapi sangat terbantu dengan mobil tua ini.
Mempunyai anak dua suami satu, ternyata cukup repot juga kalau pas nyiap-nyiapin baju-baju dan item-item untuk mudik. Setidaknya harus membawa 2 koper. Itupun, malamnya harus disiap-siapin. Kalau tidak, bisa dipastikan ada saja barang yang ketinggalan. Setelah selesai nyiap-nyiapin barang-barang yang dibawa mudik, selanjutnya suami yang memeriksa dan mengingatkan kali aja ada barang yang ketinggalan. (Kayak petugas bandara he3)
Mempunyai anak dua suami satu, ternyata cukup repot juga kalau pas nyiap-nyiapin baju-baju dan item-item untuk mudik. Setidaknya harus membawa 2 koper. Itupun, malamnya harus disiap-siapin. Kalau tidak, bisa dipastikan ada saja barang yang ketinggalan. Setelah selesai nyiap-nyiapin barang-barang yang dibawa mudik, selanjutnya suami yang memeriksa dan mengingatkan kali aja ada barang yang ketinggalan. (Kayak petugas bandara he3)
Banyak cerita yang kurang menyenangkan pada saat hari raya ketika belum memiliki kendaraan pribadi simak yuk :
Tahun pertama mudik dengan si kecil
Masih terekam dalam ingatanku ketika mudik masih memiliki satu orang anak. Seperti biasa setelah naik taksi dari rumah selanjutnya ngetem di terminal banyumanik, sedangkan motor aku titipin di tempat penitipan motor terdekat. Waktu itu, aku dan suami sudah berangkat gasik dari rumah, nunggu 1,2,3 jam bis tak kunjung datang, sementara aku menggendong Kakak Lia yang waktu itu masih berumur 6 bulan. Kakak pas kecilnya kan gendut banget, so pasti berat banget, sampe punggungku pegel-pegel gendongnya. Gendongnya gantian sama suamiku. Karena menunggu bis yang tak kunjung datang, akhirnya kami nekat naik motor berdua sampai Salatiga. Setelah sampai Salatiga, aku dan si kecil masuk angin dan meriang.
Tahun kedua mudik dengan si kecil.
Mudik tahun kedua ini hampir sama dengan mudik tahun pertama. Bedanya si kecil sudah bisa jalan, namun tetap harus digendong. Badannya tambah berat. Aku gendong si kecil sementara suami bawa barang-barang yang lumayan berat. Berangkat dari rumah memakai taksi Blue Bird seperti biasa, ngetem bis di tempat biasa.
1,2,3 jam waktu berlalu, bis yang kutunggu jurusan Semarang-Solo penuh terus. Banyak penumpang yang dibiarkan berdiri. Suamiku tidak suka kalau harus berdiri, sementara bayarnya juga sama. Akhirnya, tahun itu aku ikhlaskan tidak mudik karena tidak memperoleh bis. Mau pakai taksi juga taksinya penuh terus.
Mau tau wajah kecewaku seperti apa ?Yah seperti wajah Messi ketika tidak bisa memasukkan gol. Tapi tetep ganteng he..he..
Mau tau wajah kecewaku seperti apa ?Yah seperti wajah Messi ketika tidak bisa memasukkan gol. Tapi tetep ganteng he..he..
Mudik selalu jadi dilema bagi banyak orang. Masak cuman satu tahun sekali tidak mudik. Enggak seru kayaknya ya. Tidak bisa bertemu saudara dari lain pulau misalnya. Kalau tidak mudik ya, dirumah manyun sendiri mana tetangga oh tetangga pada mudik. Susah mau mencari sembako, susah walau hanya sekedar membeli air. Pengalaman pribadi nih soalnya.
Karena itu, banyak orang rela mudik meski kadang membahayakan dirinya sendiri. Seperti misalnya mudik jarak jauh dengan memakai sepeda motor, seperti yang sering terlihat di televisi.
1. Mudik dengan sepeda motor
Mudik dengan membawa banyak barang bawaan dan si kecil di tengah sangat berbahaya |
Banyak orang mudik dengan sepeda motor sambil membawa banyak barang bawaan yang justru bisa membahayakan dirinya sendiri. Karena sepeda motor tidak didesain untuk membawa barang bawaan yang terlalu berat, apalagi jika dengan membawa si kecil. Sangat berbahaya. Biasanya mereka melakukannya karena alasan keuangan juga lantaran untuk menghindari kemacetan.
2. Mudik dengan mobil bak terbuka
Mudik dengan mobil bak terbuka |
Mudik dengan mobil bak terbuka sebenarnya sangat berbahaya karena minim pengamanan. Kita tentunya tidak menginginkan hal yang buruk, tetapi kalau ada kecelakaan tentunya akan lebih banyak korban jiwa. Mobil ini biasanya dimodifikasi dengan ditutup terpal untuk menghindari panas dan hujan. Mudik dengan mobil bak terbuka sudah dilarang oleh Dinas Jasa Marga. Sangat disarankan bagi Anda untuk memakai moda transportasi lain seperti bis misalnya untuk keamanan Anda sendiri.
3. Mudik dengan kereta odong-odong
Mudik dengan odong-odong bagi banyak orang mungkin lucu dan unik. Tapi, tahukah Anda dengan badan kereta odong-odong yang panjang justru bisa membuat kemacetan, dan lagi apabila membawa anak-anak bisa rawan terkena masuk angin. Namun, ini semua tentu karena keterpaksaan. Sungguh bersyukur, apabila Anda bisa mudik dengan moda transportasi yang aman dan nyaman.
Sudah selayaknya Anda berpikir panjang untuk memilih moda transportasi yang bisa membuat keluarga Anda merasa aman dan nyaman. Selamat mudik dan berjumpa dengan keluarga besar Anda ya... aku juga mau siap-siap mudik nih.
Salam hangat,
Ningrum