diambil dari pixabay |
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sebenarnya saya agak-agak bingung menulis untuk tema arisan blogger edisi yang ke 19, yang temanya adalah peristiwa yang berkesan yang merupakan ide dari dua blogger kece Mbak Mechta Deera dan Mbak Nuzha . Kepingin nulis tentang pertemuan dengan suami (sudah), rekreasi yang berkesan (sudah juga). Nah, akhirnya nulis tentang pengalaman hamil yang pertama saja.
Baca juga : Menjemput Jodoh
Mengapa berkesan ? Karena saya sebenarnya waktu itu masih kurang yakin apakah bisa hamil, dikarenakan saya pernah sakit keputihan yang lumayan lama. Sudah mengkonsumsi berbagai macam obat namun tidak kunjung reda. Padahal, waktu itu dokter kandungan tempat saya biasa periksa berkata bahwa kemungkinan saya akan sulit untuk memperoleh anak jika saya menikah nanti. Mendengar hal itu saya jadi sedih. Karenanya, seminggu sebelum menikah saya sempat sakit dikarenakan memikirkan hal itu. Dan tidak mungkin juga saya bercerita dengan calon suami saya. Ya, sudahlah saya pasrah saja kepada Allah SWT.
Sebulan setelah menikah kami pulang ke Salatiga untuk yang pertama kalinya. Sudah saya bayangkan respon saudara-saudara saya dan tetangga saya. Saya tahu mungkin itu salah satu bentuk perhatian mereka kepada saya. Di kampung tersebut ada juga saudara ibu yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ibu saya. Saya biasa memanggilnya bulik. Banyak dari mereka yang bertanya, gimana udah "isi" belum? Belum kok. Doain ya.
Tadi sih habis makan tempe goreng 2, jadi ya baru isi tempe goreng
he he. Doain ya biar cepet. Tiap kali pulang saya berkunjung ke rumah nenek
saya, ibu saya dan saudara-saudara saya dan tidak lupa saya meminta doa. Selain
itu juga tidak lupa berdoa kepada Allah SWT dan tetap berusaha.
Bulan ke 2 ketika saya pulang ke Salatiga saudara-saudara saya
juga menanyakan hal yang sama. Belum kok, semoga nanti bulan berikutnya ya. Iya
gpp, kan umurmu juga masih muda. Oia, waktu itu umurku 25 tahun. Umur 25 tahun
kalau untuk orang-orang di kampungku sudah termasuk usia telat nikah. Rata-rata
teman-teman yang di kampungku menikah setelah lulus SMA. Tetapi, kita kan tidak
dapat memaksakan diri untuk bertemu jodoh di usia dini. Sebelum kita lahir di
dunia, nama jodoh kita sudah tertera di tangan Allah SWT. Untunglah, saya tidak
terlalu terlambat dipertemukan dengan suami.
Saya masih santai ketika bulan ke 2 belum kunjung hamil. Toh, yang
memberikan keturunan semuanya adalah hak prerogatif Allah SWT.
diambil dari pixabay |
Mulai bulan ke 4 saya mulai agak cemas karena memikirkan “ramalan”
dokter kandungan terdahulu ketika saya sakit keputihan. Sebenarnya cemas itu
sangatlah tidak baik karena akan semakin memperburuk keadaan. Karena, waktu itu
saya posisi masih tinggal di tempat mertua dan saya juga setelah menikah
otomatis keluar dari pekerjaan saya. Namun, sebenarnya suami tetap mengijinkan
saya untuk bekerja, namun dia lebih suka kalau saya di rumah mengasuh
anak-anak. Di bulan ke 4itu mulai banyak pertanyaan yang agak mengganggu saya.
Mulai dari tetangga saya di komplek mertua, ditambah lagi saya agak belum
sepenuh hati menjadi ibu rumah tangga. Sudah hamil belum??
Entahlah, karena kebanyakan pikiran saya jadi sakit keputihan
lagi. Keputihan saya itu mengganggu karena gatal akibat jamur.
Ketika itu saya kebetulan juga sedang pulang ke Salatiga. Waktu
itu saya berinisiatif periksa ke dokter kandungan yang ada di Salatiga. Dokter
kandungan yang di Salatiga itu bernama dokter M, termasuk salah satu dokter
dengan banyak pasien. Beliau bilang kalau keputihannya tidak apa-apa itu karena
hormonal saja karena akan hamil, karena terlihat dari usg 2 dimensinya (jaman dulu masih 2 D he he ), agak
membesar di bagian kandungan. Alhamdulilah, setengah tidak percaya mendengarnya.
Bulan berikutnya saya telat 2 minggu dan setelah di tespek ternyata memang
benar ada garis 2nya. Ternyata, hanya Allah SWT yang berkuasa di atas
segalanya, Dia selalu saat yang tepat untuk memberi kebahagiaan dan satu lagi jangan cemas. Semangat ya yang belum dapat baby...