Getguru.com |
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai...semua
Beberapa waktu yang lalu kita memperingati hari Guru Nasional yaitu tanggal 25 November 2017. Sedikit agak terlambat saya ingin mengucapkan "Selamat Hari Guru" untuk semua Bapak dan Ibu Guru di Indonesia. Tanpa jasa guru apalah jadinya kita. Tidak bisa menulis, tidak bisa membaca. Teringat setahun yang lalu ketika perpisahan sekolah anak saya, ada sebuah lagu yang membuat semua orang tua yang hadir di perpisahan sekolah tersebut berlinangan air mata termasuk saya juga, yaitu ketika lagu "Terima Kasih Guruku" dikumandangkan.
Lirik lagunya adalah sebagai berikut :
Pagiku cerahku matahari bersinar
Ku gendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua, Ku nantikan dirimu
Di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang, Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Nyatanya diriku kadang buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan
(Intro:)
Slamat pagi semua ku nantikan dirimu
Di depan kelasku menantikan kami
Guruku tersayang, Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Nyatanya diriku kadang buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan
Guruku tersayang, Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Guruku tersayang, Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Baca juga : Harus Suka Dulu
Makanya, tidak berlebihan apabila di Jepang, orang-orang sangat menghormati guru bahkan membungkuk kala bertemu dengan guru di jalan. Kita kadang malu-malu kalau bertemu di jalan dengan guru kita, bahkan kadang kita menghindar. Hayo, siapa yang kayak gitu? He..he...
Saya tidak bisa membayangkan betapa beratnya perjuangan guru dalam memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Minimal di kelas kan ada 24-30 siswa ya. Saya aja kadang kewalahan kalau mengajari anak-anak belajar di rumah. Tentunya butuh kesabaran yang sangat ekstra. Topik tentang guru ini adalah ide dari dua blogger kece yang menang pada arisan Blogger Gandjelrel periode 17, yaitu mbak Relita dan Mbak Yuli. Mbak Relita atau mbak Icha adalah seorang ibu rumah tangga yang aktif menulis blog, dan sering menang di lomba-lomba blog lho. Sedang Mbak Yuli adalah blogger sekaligus dosen. Keren kan?
Nah, kembali lagi ke topik tentang guru ya. Sebenarnya guru seperti apa sih yang disukai murid? Menurut sebuah survei guru yang disukai murid adalah guru yang interaktif, guru yang memiliki selera humor, ramah, tidak terlalu lunak namun juga tidak terlalu kasar, tidak memberikan tes tiba-tiba (diambil dari CNN News). Bayangkan, apabila rentang jam sekolah yang panjang dan guru tidak bisa membuat suasana kelas yang interaktif, maka pastinya siswa menjadi bosan dan cepat mengantuk. Pengalaman dulu waktu saya masih sekolah, saya juga lebih menyukai guru yang interaktif dalam artian punya selera humor dan juga membuat suasana belajar menyenangkan.
Dulu, saya sangat tidak menyukai pelajaran matematika. Waktu itu saya kelas 1 SMP dan bersekolah di salah satu SMP favorit di Salatiga. Saya diajar oleh seorang ibu guru yang boleh dibilang salah satu guru killer di sekolah, dan sangat tidak disukai oleh murid-murid. Postur tubuhnya pendek dan senang sekali mempermalukan anak-anak yang tidak bisa matematika termasuk saya. Hhhh...gemes banget. Jadi, anak yang tidak suka matematika akan diceng (diincar). Saya dan teman-teman yang tidak bisa/tidak lancar matematika seringkali ditunjuk di depan untuk dipermalukan dan diece/diejek. Pengalaman itu sangat membekas dalam diri saya. Saya jadi semakin membenci pelajaran matematika. Dari kelas 1-3 di SMP tersebut saya mendapati guru matematika yang sangat tidak memuaskan. Dan selama itulah nilai matematika saya jelek. Namun, untungnya orang tua saya tidak terlalu memusingkan hal tersebut.
Berbeda keadaan ketika saya SMA. Saya sekolah di SMA N 1 Salatiga. Salah satu SMA favorit hingga sekarang. Bangga sekali saya menjadi bagian darinya. Saya diajar oleh guru Matematika yang ramah, memiliki selera humor, bersahabat dan bisa berpikiran dingin, bisa menyelami pikiran anak SMA. Sayang sekali saya kok lupa dengan nama gurunya. Maaf ya pak. Tak hanya pak guru Matematika yang sangat disukai teman-teman SMA saya waktu itu. Guru PKN pada jaman itu kalau tidak salah namanya Pak Kusmin juga sangat digandrungi anak-anak. Apalagi beliau memiliki wajah yang ganteng hehe. Dia terkenal memiliki selera humor yang tinggi. Saya sadar tidak semua orang memiliki selera humor at least saya suka dengan guru yang ramah dan bersahabat. Oia, waktu SMA itu nilai-nilai matematika saya selalu bagus. Waktu kelas 3 malah nilai matematika saya termasuk paling tinggi di kelas. Terima kasih guruku... Guru yang bersahabat adalah guru yang bisa menghasilkan ribuan orang hebat. Semoga bermanfaat ya........
Nah, kembali lagi ke topik tentang guru ya. Sebenarnya guru seperti apa sih yang disukai murid? Menurut sebuah survei guru yang disukai murid adalah guru yang interaktif, guru yang memiliki selera humor, ramah, tidak terlalu lunak namun juga tidak terlalu kasar, tidak memberikan tes tiba-tiba (diambil dari CNN News). Bayangkan, apabila rentang jam sekolah yang panjang dan guru tidak bisa membuat suasana kelas yang interaktif, maka pastinya siswa menjadi bosan dan cepat mengantuk. Pengalaman dulu waktu saya masih sekolah, saya juga lebih menyukai guru yang interaktif dalam artian punya selera humor dan juga membuat suasana belajar menyenangkan.
Google Image |
Dulu, saya sangat tidak menyukai pelajaran matematika. Waktu itu saya kelas 1 SMP dan bersekolah di salah satu SMP favorit di Salatiga. Saya diajar oleh seorang ibu guru yang boleh dibilang salah satu guru killer di sekolah, dan sangat tidak disukai oleh murid-murid. Postur tubuhnya pendek dan senang sekali mempermalukan anak-anak yang tidak bisa matematika termasuk saya. Hhhh...gemes banget. Jadi, anak yang tidak suka matematika akan diceng (diincar). Saya dan teman-teman yang tidak bisa/tidak lancar matematika seringkali ditunjuk di depan untuk dipermalukan dan diece/diejek. Pengalaman itu sangat membekas dalam diri saya. Saya jadi semakin membenci pelajaran matematika. Dari kelas 1-3 di SMP tersebut saya mendapati guru matematika yang sangat tidak memuaskan. Dan selama itulah nilai matematika saya jelek. Namun, untungnya orang tua saya tidak terlalu memusingkan hal tersebut.
Berbeda keadaan ketika saya SMA. Saya sekolah di SMA N 1 Salatiga. Salah satu SMA favorit hingga sekarang. Bangga sekali saya menjadi bagian darinya. Saya diajar oleh guru Matematika yang ramah, memiliki selera humor, bersahabat dan bisa berpikiran dingin, bisa menyelami pikiran anak SMA. Sayang sekali saya kok lupa dengan nama gurunya. Maaf ya pak. Tak hanya pak guru Matematika yang sangat disukai teman-teman SMA saya waktu itu. Guru PKN pada jaman itu kalau tidak salah namanya Pak Kusmin juga sangat digandrungi anak-anak. Apalagi beliau memiliki wajah yang ganteng hehe. Dia terkenal memiliki selera humor yang tinggi. Saya sadar tidak semua orang memiliki selera humor at least saya suka dengan guru yang ramah dan bersahabat. Oia, waktu SMA itu nilai-nilai matematika saya selalu bagus. Waktu kelas 3 malah nilai matematika saya termasuk paling tinggi di kelas. Terima kasih guruku... Guru yang bersahabat adalah guru yang bisa menghasilkan ribuan orang hebat. Semoga bermanfaat ya........