Suasana Ramadan
kali ini benar-benar berbeda untuk semua orang muslim di dunia, khususnya di
Indonesia. Saya yang sebelumnya kalau keluar-keluar tidak pernah sekalipun
memakai masker, sekarang tiap keluar rumah selalu memakai masker. Saya yang
tadinya kalau habis pegang uang/bertransaksi jarang banget yang namanya cuci
tangan, sekarang tiap selesai berbelanja selalu cuci tangan. Memang, adanya
pandemi Corona sedikit banyak mengubah kebiasaan orang yang tadinya mungkin
agak jorok dan kurang memperhatikan kebersihan jadi suka kebersihan.
Ramadhan kali ini semua anggota keluarga saya mengikuti anjuran pemerintah belajar dari rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah.
Memang,
awalnya ada kejenuhan yang luar biasa karena adanya pandemi Corona ini terutama
dari anak-anak ya. Mereka ingin sekali berkunjung ke utinya di Salatiga. Tapi
kan itu tidak mungkin untuk sementara waktu ini, karena kita masing-masing zona
merah. Dan lagi ibu saya sudah agak sepuh jadi rentan untuk menularkan atau
ditularkan. Memang, bulan ini kita disuruh untuk banyak-banyak bersabar dan
tawakal ya.
Untuk mengusir rasa bosan, anak-anak saya ajak masak, berjemur, bermain catur, mengaji, mengerjakan tugas online dan sore hari melihat tayangan pengajian di televisi. Saya rasa penting juga untuk mengajarkan keterampilan hidup seperti memasak ini pada anak-anak putri karena mereka tidak selamanya akan selalu ikut kita orang tuanya. Suatu saat mereka akan menikah dan punya suami, kalau mereka tidak diajarkan hal-hal kecil ini mereka akan kesulitan sendiri. Saya dulu juga buta sekali memasak, tapi untunglah ibu mertua saya dengan sabar mengajarkan memasak kepada saya. Dulu, kalau boleh jujur saya bisanya hanya masak mie godhog atau mie goreng. Disuruh ibu saya untuk belajar masakpun saya malas sekali. Ternyata bisa memasak itu sangat banyak manfaatnya seperti bisa mengirit pengeluaran dan suami juga tambah sayang.
Saya sangat bersyukur di masa Pandemi ini anak-anak sehat. Sakitpun paling yang ringan pilek. Saya agak parno kalau harus pergi ke rumah sakit, anak-anak suka takut melihat para dokter memakai APD. Fyuh.
Ramadhan kali ini terjadi penurunan daya beli bagi masyarakat Indonesia. Untuk beberapa produk seperti kue lebaran dan baju-baju agak mengalami penurunan. Bahkan, beberapa toko kue merumahkan beberapa karyawannya. Saudara ipar saya yang notabene menerima pesanan kue lebaran juga menurun drastis pesanannya di bulan ini. Persiapan Lebaran ini saya sudah membeli beberapa jenis kue dan untuk baju belum sempat keluar nih. Namun, yang pasti persiapan hati dalam menyambut hari Iedul Fitri, dimana hati kita kembali suci dan memaafkan kesalahan orang lain.
Anak-anak saya bahkan berceloteh lucu. Duh, kalau ga ada mudik nanti ga dapat angpao dari Budhe Arum, Uti, Pakdhe Budi dong ma. Hehe. Jawab saya silaturahmi kan bisa kapan saja dek, Insyaallah mereka selalu ingat kamu meski kamu tidak pulang. Mudik tetap ada tapi ditunda. Gapapa kan?
Biasanya kalau Ramadhan tahun-tahun yang lalu hari pertama saya biasanya berkunjung ke rumah mertua di Tembalang, dan tidur sehari disana dan paginya sholat Ied di masjid terdekat mertua saya. Agak siang saya pulang ke Salatiga, rumah ibu saya. Disana sudah berkumpul kakak-kakak saya dan adik saya berikut ponakan-ponakan jadi sangat ramai. Malam harinya main mercon, dan bikin heboh tetangga-tetangga hehe. Paginya saya dan keluarga "ujung-ujung" atau berkeliling saling maaf memaafkan ke saudara-saudara terdekat ibu saya. Selain itu bertemu dengan saudara-saudara saya yang dari Jakarta. Kemudian jalan-jalan ke Boyolali, tempat saudara-saudara ibu saya. Benar-benar berkesan. Bagaimana dengan Ramadhan kalian teman?
Alhamdulillah anak-anak dan keluarga tetap sehat walau menjalani Ramadan di tengah pandemi. Tetap semangat menjalankan Ramadan sebaik mungkin saja sekalipun tidak bisa jalan-jalan atau mudik
ReplyDeleteSalatiga juga biasanya menjadi tempat tujuan kami sekelg di libur Lebaran, mengunjungi kelg dan makam leluhur dari pihak ibu. Sayangnya mgkn kali ini blm bisa dilakukan. Mudah2an pandemi segera usai. Selamat bersiap merayakan Lebaran ya mba.. semoga keberkahan dari NYA melingkupi keluarga mba. Aamiin..
ReplyDeleteSama mbak. Masih tetap di rumah aja. Kadang kangen ya suara tarawih meski aku dulu jarang tarawih di masjid karena anak masih suka kabur hahaha
ReplyDeleteHahaha emang anak-anak tuh simpel ya mba. Kepikirannya ngga dapet angpau kalo ngga ada kumpul2. Tenang dek, bisa tetep minta transfer :P
ReplyDeleteSedih ya Mbak tahun ini banyak kebersamaan yang harus dilewatkan demi menjaga diri agar tidak tertular maupun menularkan covid 19.. semoga ibadah kita tetap khusyuk amin
ReplyDeleteRamadan dan Lebaran tahun sangat istimewa karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ya mbak.
ReplyDeleteSekaligus mengajarkan banyak hal terutama pentingnya menjaga kebersihan dan disiplin memakai masker. Awalnya mungkin berat tapi lama-kelamaan akan terbiasa.
Semoga pandemi ini akan segera berlalu supaya kehidupan kita bisa normal kembali. Supaya Ramadan dan Lebaran tahun depan kita bisa mudik lagi bertemu dengan orang-orang tercinta aamiin.
Tahun ni memang beda banget ya mbak banyak ujian yg kita hadapi dari mulai kemamluan ekonomi menurun sampai ga bisa ibadah Ramadhan seperti biasa tapi semoga banyak juga hikmah yg kita bksa ambil. Semoga setelah pandemi usai kita jd manusia yg lebih baik
ReplyDeleteKalau kumpul sama keluarga bahagia yaa anak2 krn bisa main2 terus pulang silaturrahmi dapet angpao, hal2 kecil kayak gitu yg gabisa dilupakan aama anak2 Mba
ReplyDeletewah keren si akka pinter main catur, dg kejadian pandemi inim malah menjadi saran anatar orangtua dn anak untuk semakin dekat dn semkain banyak belajar dn mengajarkan life skill ya mba
ReplyDeleteRumah mertua deket ya mbak. Masih di dalam kota juga, tinggal naik dikit deh nyampai. Kayaknya masih bisa berkunjung ya. .
ReplyDeleteKondisi sekarang malah jadi sarana berkumpul sekeluarga ya mba. Anak-anak juga senang bisa ngumpul seharian. Iya yang dikangenin anak-anak juga angpao nih
ReplyDeleteMemang saat ini kita harus memperbesar sabar ya. Suasana khas Ramadhan jadi berbeda karena adanya physical distancing. Anakku jadi enggak tarawih dan ngaji di masjid yang biasa dia datangi.
ReplyDeleteRamadhan kali ini sangat berkesan.. bukan karena covid karena Saya sakit hampir seminggu. Beruntung nggak harus rawat inap.. karena udah parno aja kalau harus rawat inap dengan kondisi sekarang ini. Hmm.. yang bakal berbeda pastinya saat lebaran nggak Akan Ada kumpul keluarga besar.. pasti aneeh.
ReplyDeleteauto like sama kata kata mercon. aku sebenernya takut mercon, tapi anak-anak tu keliatan bahagia banget kalo bisa ngidupin mercon didepan rumah bareng anak tetangga. jadi terpaksa kita ngerogoh kantong demmi tawa bahagia mereka. walau kita sambil tutup kuping kalo pas ngeliat mereka ngidupin mercon itu.
ReplyDeleteRamadan kali ini sepi dihati dan diluar. Huhu..losing pokoknya. Semoga segera berlalu ya..keadaan seperti ini.
ReplyDeleteRamadan dan lebaran tahun ini sepi tapi semoga hati kita semakin dipenuhi rasa syukur dan cinta pada Allah ya aamiin
ReplyDeletePandemi ini juga punya sisi positif ya mbak, yaitu mengeratkan bonding antar anggota keluarga lagi dan jisa melakulan kegiatan bersama sama
ReplyDelete