diambil dari collaskin-yogyakarta.blogspot.com |
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mah, aku kok belum M ya ? Padahal hampir semua temenku cewek di kelas sudah haid semua. Kalau dihitung-hitung tinggal 2 yang belum, aku dan si Salma, curhat si kakak, 12 tahun, kelas 1 SMP, beberapa bulan yang lalu.
Saya sebagai seorang ibu tentulah harus bisa membuatnya tenang, bukan semakin membuatnya gundah gulana.
Jawab saya: Ya, nanti kalau sudah saatnya kan nanti haid. Tidak usah cemas. Just find the right time for you.
Saya hanya berdoa semoga nanti pas Kakak M untuk pertama kali pas dirumah saja, jadi dianya tidak kalang kabut. Coba bayangkan aja kalau M pertama kali pas di sekolah, tentunya dia bakalan bingung.
Bulan selanjutnya si Salma M.
Salma, udah M kok mah akhirnya kata Kakak.
Ya, semoga habis itu kamu ya.
Amiin, katanya.
Bulan berikutnya ........
Suatu pagi, ketika si kakak hendak berangkat sekolah tiba-tiba dia berteriak dari kamar mandi :
Mah, aku M, katanya. Dia sepertinya agak panik, bingung melihat darah haidnya. Makanya, tadi malam kok perutku sakit. Hampir semua temannya bilang kalau ketika mau M, mereka mengeluh sakit perut.
Saya : Alhamdulilah kamu sudah M, selesaikan mandinya. Mamah tak ke warung budhe Jarwo beli pembalut.
Langsung saya buru-buru beli pembalut, belinya langsung 2. Saya biasanya pakai merk Charm, karena lembut dipakai.
Usai si kakak mandi, kemudian saya suruh dia pakai pembalutnya dan memakai legging supaya makin nyaman. Tak lupa saya menyuruhnya membawa beberapa pembalut untuk persediaan di sekolah. Kalau ada apa-apa saya suruh si kakak telepon ke rumah.
Sepulang sekolah si kakak cerita kalau teman-teman dekatnya memberinya selamat karena sudah haid. Selamat ya....akhirnya yang ditunggu-tunggu udah datang.
Kemudian dia cerita lagi kalau tadi di sekolah dia masih agak canggung dan belum terbiasa. Makanya, jalannya kayak robot he he he.
Eh, kak, jalan seperti biasa aja seperti kamu tidak M.
Saya juga memberinya banyak nasihat seperti misalnya :
- Jaga pergaulan dengan baik. Karena kalau sudah haid, perempuan sudah bisa dibuahi/hamil. Boleh berteman dengan lain jenis, tetapi sebatas teman saja tidak lebih. Fokus ke belajar.
- Saya suruh mencuci sendiri celana dalamnya, sebagai tanggung jawab kedewasaannya.
- Jaga kebersihan vital dengan membelikannya sabun pembersih miss V
- Meski dia tidak sholat, tetapi tetap saya suruh dia baca-baca buku doa supaya pikiran tidak kosong.
Nah, itulah pengalaman saya ketika si kakak mendapatkan haid untuk yang pertama kali dan sedikit tips untuk kita sebagai orang tua agar tidak panik kala menghadapi anak kita yang sedang pertama kali mendapatkan haid.
Anak yang sudah mendapatkan haid berarti dia sudah memasuki gerbang kedewasaan. Kita akan mendapati perubahan perilaku pada si remaja. Yang tadinya manutan, jadi agak sedikit membangkang, memiliki ego sendiri dan privasi. Tentunya hal ini menuntut kita untuk lebih banyak menambah ilmu baik dengan membaca-baca buku tentang parenting ataupun mengikuti seminar-seminar. Welcome to the teenage world my child ! Semoga bermanfaat ^^.
Jadi ingat jaman abege dan pertama kali menstruasi. Bingung karena Ibuku pas pergi, padahal udah diajarin juga cara pakai pembalut. Akhirnya minta tolong tetangga. Untung jaman dulu tetangga pada deket dan bisa ngobrol asik, hihiii
ReplyDeleteBeginilah suka duka kita yang dikaruniai anak gadis ya mba :)
ReplyDeleteJadi inget diri sendiri dulu, hehe. Mungkin nanti kalau anakku udah remaja gini yaa. Jadi gak sabar, padahal anakku masih SD, wkwk.
ReplyDeleteaku jadi inget dulu aku belum dapat2 M padahal uda mau masuk SMA kalau ga salah aku dapet menjelang akhir2 SMP, alm ibu pas tau aku dapet pagi itu beliau pulang dari pasar sampe lemparin barang bawaannya sambil mengucap Alhamdulilah hehehe..
ReplyDeleteagak aneh emang mba pertama kali itu makanya si kakak jalannya aneh :p
Jadi inget dulu aku pertama kali haid kelas 6 SD akhir mau lulus dan ke kelas 1 SMP. Aku takut banget dan berasa aneh sendiri. Sebelumnya jarang banget dikasih tau ortu masalah haid ini. Malah ke sekolah dan aktivitas gitu masih belum pake pembalut, sampai akhirnya bibi pembantu di rumah ngasih tau ortuku kalau ada bercak darah di sprei. Akhirnya tau, terus aku malah nangis. Hehehe. Lucu deh kalau inget.
ReplyDelete