Assalamu'alaikum Wr. wb.
Bulan Nopember-Desember adalah puncak-puncaknya musim hujan. Jam 12 siang biasanya mendung mulai turun disertai hujan rintik-rintik. Hawa yang dingin menyeruak ke seluruh penjuru rumah termasuk kasur, aduh lihat kasur yang dingin itu membuat rasa kantuk saya meningkat tajam. Apalagi, anak-anak pulang sore semua. Nah, saatnya menyalurkan hobi tidur saya he he....Ups salah rewind-rewind.
Mosok lagi nulis tidur ga lucu dong......
Dua hari ini memang curah hujan di Klipang cukup tinggi. Biasanya sehari jemuran sudah kering, sekarang 2 hari baru bisa kering, itu saja terkadang disertai bau apek. Makanya, saya sekarang memberi pewangi banyak-banyak pada cucian. Kalau tidak membantu ya terpaksa saya cuci lagi.
Saya sudah wanti-wanti dengan 2 anak perempuan saya untuk tidak berhujan-hujanan sebelum saya jemput. Baik dengan si kakak yang sekarang sudah remaja kelas 1 SMP maupun adiknya yang kelas 3 SD. Keduanya saya beri nasihat agar berteduh di aula sekolah bila hujan datang. Jangan hujan-hujanan. Ingat pesan mamah ya. Mereka kompak menjawab "iya, mah".
Lega dalam hati saya mendengar jawaban mereka, alhamdulilah mereka itu selalu patuh dengan orang tua pikir saya dalam hati.
Hari Kamis pagi jam 7.30 biasanya saya berenang dengan teman-teman saya, namun tak tunggu-tunggu kok tak ada pesan WA masuk. Mungkin mereka lagi sibuk pikir saya. Lagian Kamis pagi cuacanya mendung, saya juga agak males keluar sih sebenarnya. Ha..ha....
Pura-pura lupa.
Jam 08.00 teman saya WA : Bue, renangnya off dulu ya. Lagi astronot nih."
Saya : Opo to kui astronot ?? 😇
Teman : Dateng bulan bue...
Saya : Oalah.
Saya : Ya, udah to ndak usah berenang dulu...aku juga lagi kademen og. He...he...
Main hujan-hujanan |
Jam 12 lebih sedikit, mendung sudah mulai merajai langit. Saatnya saya untuk memasukkan jemuran kemaren. Sambil menyanyi-nyanyi sendiri. Sepi banget kalau tidak ada anak-anak. Tidak lupa saya menutup jendela-jendela kamar, supaya tidak kemasukan air hujan. Dalam hati saya doakan anak-anak semoga hari ini diberi kemudahan dan kelancaran dalam menuntut ilmu. Saya kok jadi terharu ya. Sebagai orangtua hanya ini yang bisa saya lakukan untuk mereka, memberikan pendidikan terbaik dan melihat mereka sehat itu sudah membuat saya bahagia.
Jam 1 si Kakak telepon kalau dia pulang jam 5 sore karena ada ekstra pramuka. Iya, nanti mamah jemput jam 5 ya. Kalau si adik pulang jam 3.30 sore. Keduanya sekolah di sekolah islam, disana menerapkan full day school jadinya pulangnya sore. Saya menjemput si adik terlebih dahulu, dan alhamdulilah semuanya beres dan sesuai harapan, meski disertai hujan. Istirahat sebentar setelah jemput si kecil sambil lihat TV. Kemudian, si kecil tak suruh mandi sore. Sebentar lagi gantian jemput si kakak nih. Untunglah, sekolahnya dekat. Sekitar 10 menit dari rumah. Hujan semakin lama semakin deras pada waktu itu. Biasanya saya menjemput si kakak jam 5 kurang dikit. Eh, baru saja ganti baju mau jemput si kakak. Ternyata, si kakak udah pulang basah kuyup. Dari ujung kepala sampai ujung kaki basah semua. Ya ampyun...tuing..tuing. Awalnya saya marah ...tetapi dalam hati, saya tidak bisa benar-benar marah karena kalau flash back ke masa kecil memang main hujan-hujanan itu enak lho. Besok jangan hujan-hujanan lagi, mamah harus nyuci baju kamu. Sepatunya juga basah. Hmmm....dasar anak-anak. Meski udah SMP tapi juga belum ndolor nih anak.
Besok harinya....kejadian ini berulang. Gantian si adik yang hujan-hujanan. Padahal, dia melihat si kakak pas saya marahin lho. Hmmm.....
Enak kok mah hujan-hujanan. Iya, kamu yang enak. Mamah nih yang ga enak nyuci baju lagi. Padahal, biasanya dia tidak pernah seperti ini. Selalu patuh. Mungkin dia penasaran ya lihat si kakak hujan-hujanan. Aku enggak pusing kok mah hujan-hujanan. Seger katanya. Memang sih saya pernah melihat sekilas kalau tidak salah di on the spot, bahwa ada sebuah penelitian di luar negeri kalau air hujan itu malah bagus kok untuk kesehatan. Asal ya, jangan lama-lama. Malah bikin kebal penyakit lho. Tidak tahu ya penelitian itu benar apa tidak ya.
Dulu, kalau main hujan2 an, pati kena marah. :D Hehehehe
ReplyDeleteiya mbak sama he he
Deletewaktu dulu banyak anak yang kalau hujan kegirangan, tapi sekarang gk suka karna mereka gk bisa pacaran.....
ReplyDeletepengalaman pribadi ya he he piss
DeleteBerhubung, polusi udara makin parah, saya melarang anak untuk hujan2an, karena air yang turun bisa jadi membawa zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.
ReplyDeletemasak sih mas?
DeleteKarena saya dulu boleh main hujan-hujanan maka anak2 pun saya ijinkan untuk mandi hujan. Asik lhooo!
ReplyDeleteiya betul mbak asik
DeleteAh hujan-hujanan, dulu jaman SMP dan sekolah jauh, lupa baw apayung. Pulang sekolah hujan akhirnya petik daun pisang, eh getahnya nempel di seragam. memori masa remaja.
ReplyDeleteSaya pengen ngajarin hujan-hujanan ke anak, sampai sekarang dia belum pernah saya ajakin main hujan. Soalnya hujan disini serem.
wow...serem gimana mbak hujan disana?
Deleteni kalau masalah hujan kayaknya rata-rata orang indonesia suka mandi hujan... dan kebanyakan anak-anak suka mandi hujan. ingat waktu kecil dulu, kalau udah hujan nunggu teman yang lewat berlarian, tanpa banyak kata langsung tancap gak ikut berlarian ditengah derasnya hujan. sesuatu banget waktu dulu... eeehhh sekarang menurun sama anak saya mbak...
ReplyDeletehe he ....anak2 mmg lucu ya mas
DeleteHujan-hujana itu seru... Kalau suami saya suka komen gini: biar anak-anak hujan-hujanan. Masalah baju kotor, tinggal nyuci.. Hehehe.
ReplyDeleteCucian gak kering? Jemur lagi aja...Hehehe.
sama kayak suamiku mbak he he
DeleteMamanya pengertian banget ih heheheh seneng deh
ReplyDeletehe he mbak nyi
Delete