Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Pernahkah Anda merasakan segarnya mandi dengan air yang berlimpah di bak mandi Anda? Segar sekali bukan. Kala itu rasanya dunia milik sendiri. Byar..byur ..byar...byur. Entah habis berapa gayung/berapa liter air dalam sekali mandi. Jika satu gayung diasumsikan dengan 1 liter air. Maka rata-rata orang dalam satu hari menghabiskan 12 liter air untuk mandi saja. Itu belum termasuk keramas lho. Belum lagi untuk kebutuhan lainnya seperti mencuci baju, gosok gigi, minum, buang air kecil, buang air besar, mencuci mobil dan lain-lainnya. Tanpa makanan orang bisa bertahan seminggu atau lebih, tanpa listrik manusia tetap bisa beraktifitas meskipun terbatas, dan tanpa air manusia hanya bisa bertahan beberapa hari saja karena 70 % tubuh manusia adalah air.
Mati air deh |
Nah, inilah yang saya rasakan dalam beberapa hari ini. Tepatnya sudah 7 hari air PAM di komplek perumahan saya mati semenjak hari Sabtu. Sebenarnya sudah lama sekali air tidak mati dan selalu lancar setidaknya selama setahun ini. Mendadak sepulang dari aktivitas olah raga senam, saya mendapat kabar dari suami kalau airnya tidak nyala. Malam hari suami "menghadang" air datang. Keran dinyalakan semua. Tak setetes airpun masuk ke bak mandi kami. Dan, yang paling parah ternyata tandon juga sama sekali tidak ada air. Alamat tidak bisa mandi inih. Ya, udahlah solusi pertama adalah membeli air, mandi di mushola, atau mandi di tempat teman. Pada hari Minggu air juga belum mengalir, biasanya anak-anak semangat kalau diajak pergi ke rumah utinya di Banyumanik, namun kali ini mereka sedang pingin di rumah karena minggu kemaren sudah main ke mertua. Jadi, hanya suami saya saja yang pergi ke rumah mertua karena ada suatu urusan.
Biasalah kalau hari Minggu kami mandinya agak siangan. Saya melihat bak mandi masih ada air cuman 1 ubin. Pastilah, jumlah itu sangat minim untuk kebutuhan mandi. Entahlah waktu itu kok saya tidak kepikiran mandi di tempat mertua saja. Menunggu mobil air lewat juga tidak kunjung datang. Karenanya saya kemudian berinisiatif untuk mandi di mushola tempat si kecil sekolah. Untunglah, sepi musholanya. Saya mengajak anak-anak mandi di mushola tersebut. Rasanya segar sekali.
Beginilah rasanya bila tidak ada air. Aktivitas rumah tanggapun jadi kacau. Hari 1 dan ke dua saya masih stress memikirkan air. Daripada stress, sayapun lama-lama terbiasa dengan air yg minim ini. Tiap hari saya membeli air sekitar 20-30 ribu sekali beli. Anggaran belanja jadi naik ini hufff. Kemudian baju-baju saya laundri. Menurut berita yang saya dapat, matinya air di Klipang dan sekitarnya ini terjadi karena berkurangnya debit air, akibat musim kemarau. Sampai hari ke 4 air sama sekali tidak mengalir. Tetapi, untunglah selalu ada mobil air yang lewat untuk menawarkan air. Saya dan suami hanya bisa bersabar menunggu air mengalir.
Alhamdulilah, tetangga-tetangga saya orangnya baik-baik. Ada tetangga sebelah rumah yang memiliki sumur dan beliau merelakan air dari sumurnya untuk disalurkan ke tetangga-tetangga yang membutuhkan. Namun, saya lebih memilih beli air saja, soalnya saya males angkat junjung ember dari depan ke belakang rumah. Meskipun mobil air biasanya dateng agak siangan sekitar jam 12 an. Hari ke 5 air mulai mengalir setetes demi setetes kemudian berhenti sampai sekitar jam 9. Setelah itu tidak mengalir lagi. Duh, sumpah kami sudah mau putus asa dan pingin pindah rumah saja. Dalam sholat saya sertakan doa semoga air segera mengalir. Di hari ke 6 alhamdulilah malam harinya turun hujan yang lebat, sehingga bisa menambah debit air. Sayapun tidak kelupaan untuk menadah air hujan. Lumayanlah bisa buat mengguyur setelah habis BAB dan BAK.
Hari ke 7 (hari ini) jam 4 pagi suami sudah membangunkan saya dan memberi kabar kalau air di keran depan rumah sudah mulai mengalir, meskipun tidak deras. Suami saya selanjutnya mengangsu air untuk dimasukkan ke bak mandi dan dapat terkumpul 1 bak mandi. Setelah sebelumnya hanya 1 bak yang terisi kini ada 2 bak mandi yang terisi. Kamipun jadi semangat. Sayapun mencuci baju-baju anak saya. Alhamdulilah rasanya penuh syukur kepada Allah SWT bisa mencuci baju dengan sukses. Mati air selama 7 hari memberikan pelajaran kepada saya untuk tidak suka membuang-buang air dan mematikan keran air bila tidak digunakan. Semoga air di rumah Anda lancar selalu yaa.
Saya termasuk orang yang strict masalah air, listrik, gitu mbak. Paling nggak tahan lihat air keran dibiarin nyala atau sekedar cuci tangan aja kerannya harus deres. Alhamdulillah airnya udah nyala ya mbak semoga nggak kejadian mati lagi
ReplyDeletealhamdulilah udah nyala mbak sekarang...mksh ya
DeleteRasanya air untuk saat ini sangat penting ya mba untuk kelangsungan hidup manusia.. apalagi sekarang apa apa harus pake air yaaaa mba.. salam kenal mba..
ReplyDeleteiya mbak vika...sangat penting mbak....salam kenal kembali
Deleteaku sempet ngalamin mati air waktu tinggal di Bandung. Maklum, bandung pinggiran 😒😟😔 gak betah banget dah kalo ga ada air. masih suka diomelin orang tua kadang boros air hahha
ReplyDeleteha ha hi salam kenal mbak....wah iya dong dimarahi kalau boros air :)
DeleteWa'alaikumsalam Wr. Wb..
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah nyala ya, Teh, semoga gak terjadi gitu lagi.
Karena dengan air kebutuhan jadi mudah. Entah itu buat mandi atau masak air..
Btw, salam kenal ya, Teh..
salam kenal juga mksh ya
DeleteSusaaahnya kalau nggak ada air. Jadi ingat zaman mondok, hehe. Kita sering banget kehabisan air. sampai air yang tersisa berbau dan bercampur lumpur gitu..huaaa. Alhamdulillah sekarang d rmh lancar, saya pribadi menggunakan air sumur. Di jakarta air sumurnya bagus, alhamdulillah. Tapi masih pengen pam juga buat persiapan kalau air sumurnya mengering.
ReplyDeleteiya mbak susah kalau g ada air :(
Deletejadi ingat beberapa tahun yang lalu kami juga sempat mengalami pemadaman air bergilir karena kemarau yang cukup panjang. pelanggan sampai protes dimana-mana. alhamdulillah sih untuk 2 tahun terakhir sudah tidak ada krisis air lagi
ReplyDeleteamiin smoga tidak ada krisis air lg mksh
DeleteYa Allah mbak Ningrum, semoga tidak terjadi lagi yah. Apalagi mati selama 7 hari ya, di komplek saya yang mati sehari karena ada perbaikan pompa saja rasanya sedih banget. Jadi irit-irit kalau pakai, dan kalau terpaksa sekali memang harus beli air tangki dibagi sama tetangga.
ReplyDeleteAir memang penting jadi harus digunakan secara bijaksana dan tidak boleh dibuang-buang ya..
iya mbak andjar sediih banget rasanya kalau air mati
DeleteIya... sedih dan stress kalo nggak ada air. di sini juga sempat mati Mba.. beberapa hari tapi masih mending sih, matinya cuma beberapa jam jadi masih bisa ngisi bak, ember dan panci2 segala macam yg bisa diisi. pusing klo air mati apalagi ada bayi
ReplyDeleteiya mbak sediihh deh kalau air mati itu .....
DeleteSaya pernah Mbak mengalami gak ada air karena pompa air mati dan ewaktu iitu belum pasang PAM. Yah, mandi tetep di rumah, tapi mengalirkan air dari mushola yang letaknya di sebalah rumah. Btw, Mbak tinggal di Klipang Seamrang? dulu saya pernah tinggal di Klipang juga, dan pernah mengalami PAM mati sekitar tahun 2011 an saya di Klipang
ReplyDeletewah iya mbak di klipang saya....tahun 2011 ya...brarti kita tetanggaan dong
DeleteSemoga hanya sekali ini saja, air mati pakai 7 hari 7 malam pula!
ReplyDeleteDi tempat saya, kalau air PAM mati, group WA ibu2 perum ramai sekali. Betul juga, air adalah sesuatu yang vital. Pernah kok air PAM mati komplikasi listrik mati. Haduwhhhhh, dunia... dunia... Saya bersyukur, tak berlebihan menggunakan air. Hanya secukupnya saja.
Salam dari Karanganyar