Tak terasa kita sudah berada di awal bulan Januari di tahun 2017 yang indah. Mungkin akan ada banyak pelangi di kehidupan kita. Hidup memang tak selalu datar/flat seperti sepatu saya, semua orang setuju bahwa hidup selalu ada naik turun. Awali bulan ini dengan penuh semangat. Bawa hepi aja.
Pagi hari ini belum-belum saya sudah harus tersenyum simpul membaca meme-meme tentang pizza hut yang "berubah nama" menjadi fitsa hats. Orang-orang Indonesia memang kreatif membuat berita seperti Om Telolet Om dan sekarang Fitsa Hats. Viral lagi kan ?Ha..ha...
Google Image |
Sedikit flash back ke beberapa bulan yang lalu tentang berita-berita yang menjadi viral. Diantaranya adalah cerita tentang pilot maskapai penerbangan Citilink berinisial TP yang kedapatan mabuk ketika akan mengendarai pesawat dan untunglah tingkah lakunya terekam oleh CCTV dan diprotes oleh penumpang, sehingga pilot tersebut gagal terbang. Peristiwa ini menyebabkan TP dipecat dari Citilink. Dilihat dari jam terbang dan pendidikan sekolahnya pilot TP berpendidikan sangat tinggi bahkan lulus dari sekolah penerbangan Australia (Australian National Airline College).
Cerita lainnya adalah tentang kasus Dora Natalia seorang pegawai PTUN MA yang mencakar seorang polisi ketika hendak ditilang karena hendak masuk bus way.
Setelah
banyak dikritik netizen, pihak Dora pun merespons tanggapan publik di media
sosial melalui Desi Singarimbun, yang menyebut dirinya sebagai adik Dora. Desi
menyampaikan klarifikasi di akun instagramnya @desisingarimbun pada Selasa
malam. Berikut penjelasannya.
Bapak Ibu yang terhormat terimakasih atas kritikan manis nya, saya hanya ingin
sedikit menceritakan kejadian di tkp versi kakak saya Dora Natalia Singarimbun.
Kakak saya menegur polisi krn
berdiri di jalan yang lancar dan mengatakan pak kalo mau mengatur lalu lintas di
tempat yang macet jangan yang di jalan yang lancar, tapi polisi malah menghadang dan
mengambil kunci mobil tanpa membuat surat tilang, (memang kk saya org nya tempramen)
akhirnya kakak saya turun dari mobil dan meminta kunci mobil dan di buatkan surat
tilang klo memang didapati kesalahan berlalu lintas, tapi si polisi tidak kasih malahan polisi yg satu mengambil kesempatan dgn merekam kejadian disaat kakak saya
berusaha menggapai kunci yg di pegang polisi, seolah kk saya mencakar polisi.
Sayangnya, saat polisi
mengembalikan kunci mobil kakak saya sambil menginjak kaki kakak saya yg tanpa sepatu
dengan sepatu boot polisi itu tidak di rekam oleh teman nya.tapi ya itu lah
sehebat apapun kita tetap kita manusia biasa yg lemah di mata Tuhan. Saya
pribadi tetap menilai Kakak saya ada kesalahan tapi tidak untuk kita hakimi (solo tribunnews).
Kalau kita melihat 2 kasus diatas, pilot Citilink dan Dora Natalia sama-sama bersalah karena tidak bisa mengendalikan emosi mereka dengan baik. Padahal sanksi untuk mereka sangat berat pilot Citilink dipecat dan Dora Natalia dimutasi ke daerah PekanBaru dengan pangkat yang diturunkan, belum lagi tercorengnya nama baik mereka.
Sayang sekali juga pendidikan tinggi tak lantas membuat seseorang juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Saya rasa ini menjadi PR bagi semua lembaga pendidikan Indonesia untuk tak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas emosional dan spiritualnya.
Selain itu juga peran aktif orang tua di rumah terutama ibu, untuk dapat memberikan pendidikan emosional dan spiritual di rumah. Jangan lantas kita bekerja kemudian kita mempercayakan 100% pendidikan anak kepada pembantu atau mertua kita. Jangan lantas kita menjadi ibu rumah tangga, kita lantas melupakan pendidikan anak kita.
Semoga peristiwa ini menjadi sentilan kepada semua orang tua dan pendidik di Indonesia, teguran buat diri dan kita semua untuk dapat lebih mengendalikan emosi lebih baik. Pendidikan tinggi tanpa good manner = zonk.
Kalau kita melihat 2 kasus diatas, pilot Citilink dan Dora Natalia sama-sama bersalah karena tidak bisa mengendalikan emosi mereka dengan baik. Padahal sanksi untuk mereka sangat berat pilot Citilink dipecat dan Dora Natalia dimutasi ke daerah PekanBaru dengan pangkat yang diturunkan, belum lagi tercorengnya nama baik mereka.
Sayang sekali juga pendidikan tinggi tak lantas membuat seseorang juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Saya rasa ini menjadi PR bagi semua lembaga pendidikan Indonesia untuk tak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas emosional dan spiritualnya.
Selain itu juga peran aktif orang tua di rumah terutama ibu, untuk dapat memberikan pendidikan emosional dan spiritual di rumah. Jangan lantas kita bekerja kemudian kita mempercayakan 100% pendidikan anak kepada pembantu atau mertua kita. Jangan lantas kita menjadi ibu rumah tangga, kita lantas melupakan pendidikan anak kita.
Semoga peristiwa ini menjadi sentilan kepada semua orang tua dan pendidik di Indonesia, teguran buat diri dan kita semua untuk dapat lebih mengendalikan emosi lebih baik. Pendidikan tinggi tanpa good manner = zonk.
Sepakat mbak.
ReplyDeleteKebetulan depan rumah saya ada masjid, tiap sore ada anak-anak mengaji. Yang membuat miris adalah, usai mengaji sering keluar kata-kata umpatan yang menurut saya tidak sopan. Aduh baru juga turun dari masjid udah gitu, dan mereka ini masih kecil-kecil.
itu tergantung orang tuanya mbak mungkin ya
Deletedan mirisnya memang saat ini banyak banget di negara kita orang-orang berpendidikan tinggi namun secara moral dan emosional justru jeblok ya mbak. kalau tentang anak-anak sih menurutku karena mereka adalah peniru ulung jadi memang para orangtua dan orang-orang dewasa di sekitarnya harus memberikan contoh yang baik agar yang mereka tiru juga yang baik-baik :)
ReplyDeletesetuju mbak, anak adalah peniru ulung jadi kita harus selalu hati2 sebagai ortu
DeleteSemua bisa direkam, dipublish. Harus hati2 dalam bertindak dan berucap, dalam menulis juga #Pengingat buat diri sendiri. MAkasih sharingnya Mbak :)
ReplyDeleteaku juga mau nulis sekarang lebih hati2 lagi mbak :)
DeleteBingung Mbak mau komentar apa. Tapi kejadian kayak gitu jadi fenomena banget ya. Atau emmang ini tanda akhir zaman?
ReplyDeletemungkin ya mbak ika, tanda2 akhir jaman
DeleteHarus jaga lisan dan tingkah laku ya, coba kalau semuanya mencontoh tutur kata dan perilaku Rosullulloh, aman damai deh
ReplyDeleteiya mbak vita setuju deh
DeleteIya.. pendidikan tinggi tapi kelakuan negatif jadinya nilainya minus ya mbak
ReplyDeleteiya mbak pendidikan tinggi kalau kelakuannya jelek ya jadi jelek semua ya
DeleteAda lagi nih mba.. Kasus seorang guru yg ngejelek2in pahlawan, dikritik udah minta maaf tp sombongnya ga ketulungan. Hadeeeh dia tu guru loh tapi malah ngajarin yg buruk2 sama generasi bangsa
ReplyDeleteowh yang itu kyke bernuansa politik mbak...
DeleteSepakat pake banyaaakkk.
ReplyDeleteSmoga kita smua terhindar dari sikap yg demikian.
De ja vu, spt lirik salah satu lagu qasidah yg femes..:p
he..he iya mbak mksh amin
Delete