Diambil dari Google.com |
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dear my readers,
Akhir-akhir ini kita sering dibuat terkejut dengan berita di berbagai media massa tentang kejahatan seksual pada anak. Mulai dari kasus Angelina, bocah cilik yang ditemukan meninggal akibat dipukul, diperkosa dan dikubur di bawah kandang ayam milik ibu tirinya, kasus Syaiful Jamil sampai dengan yang terakhir adalah kasus Yuyun, seorang anak remaja berusia 14 tahun yang diperkosa oleh 14 orang dewasa, yang tercetus karena minum minuman keras. Bahkan, berita terbaru yang saya lihat dari televisi pagi ini adalah seorang lelaki dewasa bernama Budiansyah, yang memperkosa dan membunuh anak tetangganya yang baru berumur 2.5 tahun. Ketiga kasus diatas sangatlah kejam dan dilarang oleh agama manapun. Dan yang paling kejam menurut saya adalah kejahatan para predator anak yaitu lelaki dewasa yang mencabuli anak-anak dibawah umur, biasanya pelakunya adalah orang-orang yang memiliki kelainan seksual, yaitu lelaki menyukai lelaki atau homo seksual. Mengapa saya sebut paling kejam? Karena kejahatan ini akan menghasilkan predator-predator baru. Jadi, sekarang istilahnya tidak ada "tebang pilih" memiliki anak perempuan juga harus hati-hati, anak laki-laki lebih berhati-hati.
Saya sebagai seorang ibu juga menjadi turut was-was dengan kejadian seperti ini. Meski, di sekolah anak saya sudah ada banyak satpam yang siaga namun saya tetap wanti-wanti kepada anak-anak, agar bila saya belum jemput atau agak telat menjemput saya suruh menunggu di tempat pak satpam, juga sebelumnya saya berpesan untuk tidak menanggapi orang yang tidak mereka kenal.
Apa penyebab munculnya kejahatan seksual ini ??
Menurut Ketua KPAI (Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Bapak Aris Merdeka Sirait, seperti yang saya lihat di televisi tempo hari ada beberapa sebab munculnya kejahatan seksual beberapa diantaranya adalah :
1. Pornografi
Akar terjadinya pemerkosaan anak-anak pada awalnya adalah karena pornografi terutama dari internet yang bisa diakses bebas lewat penggunaan handphone. Kemunculan internet sebenarnya bisa menjadi pisau bermata dua. Apabila internet kita gunakan sebaik-baiknya seperti untuk menulis blog,melihat penemuan-penemuan baru teknologi, atau melihat resep masakan maka hasilnya akan selalu positif. Namun sebaliknya apabila internet berada di tangan orang yang kurang bertanggung jawab hanya digunakan untuk mengintip pornografi, maka akan merangsang libido dan merangsang otak untuk berbuat hal-hal yang tidak baik/hilang akal.
Pemerintahpun rasanya sudah berusaha untuk menghilangkan pornografi dengan menghapus situs-situs pornografi namun selalu saja ada situs baru lagi yang muncul. Ibaratnya seperti jamur di musim hujan.
2. Minuman Keras
Pada kasus Yuyun, pelaku pemerkosa sebelumnya melihat gambar pornografi selanjutnya minum-minuman keras. Minum minuman keras mengandung alkohol kadar tinggi yang bisa mendorong pelakunya untuk melakukan kegiatan antisosial seperti pemerkosaan. Sudah seharusnya minuman keras dilarang diproduksi di Indonesia. Meskipun, sudah banyak korban yang jatuh karena minuman keras seperti misalnya oplosan, namun herannya banyak orang yang tidak jera dengan minuman maksiat ini.
3. Kelainan Seksual
Biasanya pelaku predator seksual yang mencabuli anak-anak sejenisnya dibawah umur melakukan ini karena mereka memiliki kelainan seksual, seperti misalnya karena mereka dulunya pernah menjadi korban pencabulan dan selanjutnya melakukan "balas dendam". Kelainan seksual sebenarnya bisa disembuhkan dengan mengunjungi psikolog dan psikiater, namun ditunjang juga dengan adanya kesadaran diri dari pelaku dan tentunya lingkungan sekitar pelaku dalam hal ini adalah keluarga untuk mendorong pelaku memeriksakan diri.
4. Kurangnya nilai-nilai moral dan agama
Saya lahir dan besar di tanah Jawa. Dulu, kalau saya tengah berjalan kaki dan kebetulan berpapasan orang yang lebih tua misalnya sedang posisi berjongkok membersihkan halaman biasanya saya menundukkan kepala atau sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat. Sekarang, rasanya cukup sulit menemukan anak muda yang seperti itu. Kalau dikampung saya akan dicap sebagai orang yang angkuh dan tidak menghormati orang tua.
Mengaku Islam tetapi tidak sholat, mengaku Kristen tetapi tidak menjalankan ibadah. Hal itulah yang menjadikan hati menjadi gersang dan mudah diganggu setan untuk melakukan kejahatan. Itulah yang disebut dengan degradasi moral dan agama.
5. Lingkungan yang kurang aman/mendukung
Semua orang tentunya berharap untuk tinggal di lingkungan yang aman, namun karena berbagai alasan seperti karena kemiskinan, memaksa banyak orang untuk tinggal di lingkungan yang riskan untuk anggota keluarga mereka. Seperti adik kita Yuyun ini. Saya membaca di salah satu situs terkemuka, bahwa Yuyun ini tinggal di lingkungan yang rawan dengan kejahatan dan agak kumuh. Kematiannya sangat tragis, mengingat Yuyun ini terkenal sebagai anak yang sholeh dan rajin sholat.
Saya pernah melihat tayangan televisi tentang adanya LSM yang mengkampanyekan sosialisasi bahaya pornografi dan kejahatan seksual di sekolah-sekolah. Menurut saya upaya tersebut sudah sangat baik, namun perlu ditambah juga ke daerah-daerah yang terpencil dan kumuh (tertinggal) supaya tidak ada Yuyun-yuyun lagi kedepannya.
Jika Pemerintah sudah berusaha maksimal dengan memblokir dan menghapus situs-situs pornografi, dan yang terbaru adalah sedang menggodog Undang-undang untuk para pelaku kejahatan seksual antara dihukum kebiri dan dihukum mati. Maka tugas kita sebagai orang tua adalah :
4. Kurangnya nilai-nilai moral dan agama
Saya lahir dan besar di tanah Jawa. Dulu, kalau saya tengah berjalan kaki dan kebetulan berpapasan orang yang lebih tua misalnya sedang posisi berjongkok membersihkan halaman biasanya saya menundukkan kepala atau sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat. Sekarang, rasanya cukup sulit menemukan anak muda yang seperti itu. Kalau dikampung saya akan dicap sebagai orang yang angkuh dan tidak menghormati orang tua.
Mengaku Islam tetapi tidak sholat, mengaku Kristen tetapi tidak menjalankan ibadah. Hal itulah yang menjadikan hati menjadi gersang dan mudah diganggu setan untuk melakukan kejahatan. Itulah yang disebut dengan degradasi moral dan agama.
5. Lingkungan yang kurang aman/mendukung
Semua orang tentunya berharap untuk tinggal di lingkungan yang aman, namun karena berbagai alasan seperti karena kemiskinan, memaksa banyak orang untuk tinggal di lingkungan yang riskan untuk anggota keluarga mereka. Seperti adik kita Yuyun ini. Saya membaca di salah satu situs terkemuka, bahwa Yuyun ini tinggal di lingkungan yang rawan dengan kejahatan dan agak kumuh. Kematiannya sangat tragis, mengingat Yuyun ini terkenal sebagai anak yang sholeh dan rajin sholat.
Saya pernah melihat tayangan televisi tentang adanya LSM yang mengkampanyekan sosialisasi bahaya pornografi dan kejahatan seksual di sekolah-sekolah. Menurut saya upaya tersebut sudah sangat baik, namun perlu ditambah juga ke daerah-daerah yang terpencil dan kumuh (tertinggal) supaya tidak ada Yuyun-yuyun lagi kedepannya.
Jika Pemerintah sudah berusaha maksimal dengan memblokir dan menghapus situs-situs pornografi, dan yang terbaru adalah sedang menggodog Undang-undang untuk para pelaku kejahatan seksual antara dihukum kebiri dan dihukum mati. Maka tugas kita sebagai orang tua adalah :
- Membatasi penggunaan gadget-gadget, menurut saya anak perlu dikenalkan teknologi gadget seperlunya saja, semisal cukup menginstall game-game saja di handphone.
- Mengawasi penggunaan internet anak-anak, misalnya 1 jam saja sudah cukup.
- Menginstall perangkat lunak yang bisa mendeteksi pornografi diinternet kita seperti Screen Shield
- Mengalihkan anak untuk tidak selalu bermain gadget misalnya bermain ke luar (outdoor) dengan teman-temannya, atau bermain boneka, melipat kertas.
Demikian cerita saya untuk hari ini, semoga bermanfaaat. Semoga kedepannya tidak ada Yuyun-Yuyun lagi. Mari kita nyalakan lilin untuk Yuyun.
Jangan ada Yuyun-yuyun lagi ~ Situs Sindonews |
Salam hangat,
Mestinya pemerintah segera melegalkan undang-undang penetapan hukuman pada pelaku kejahatan seksual. Mereka ini pantasnya di hukum kebiri ato kalo perlu hukuman seumur hidup. Mereka sudah menghilangkan nyawa, menghilangkan masa depan anak...*ikut jengkel
ReplyDeletesetuju mbak....enak'e diapain mbak? dihukum mati aja kali ya.
DeleteIya mbak Ningrum, sangat memprihatinkan sekali ya. Kita sebagai orang tua harus lebih waspada dan selalu memperhatikan lingkungan. Semoga pemerintah juga tegas memberi hukuman terberat kepada pelakunya.
ReplyDeleteSemoga tidak ada kejadian seperti ini lagi, aamiin.
iya mbak..semoga pemerintah secepatnya mengeluarkan Undang-undang yang tegas untuk para pelakunya.amin.
DeleteGuru2 disekolah jg ujung tombak untuk selalu mengawasi,memberi penyuluhan kepada anak didiknya spt YY yg tinggal didesa dan meliwati jalan sepi disarankan pulang pergi bersama2 atau diantar jemput orang tua
ReplyDeleteiya setuju banget..harusnya memang guru juga proaktif memberi penyuluhan kepada para anak didiknya.
Deleteiya mbak..saya juga jadi parno sekarang. Anak main jauh dikit aja dari pekarangan rumah,khawatirnya udah lebay sekali. Tapi biarlah saya dicap lebay sama buibu komplek karena selalu mengawasi balita saya main atau "mengurungnya" bermain di dalam rumah. saya ngeri dengan situasi sekarang. Dulu waktu kecil kita malah aman bebas mendaki gunung melewati lembah untuk bermain
ReplyDeletesaya juga mbak..pengawasan saya lebih ekstra sekarang, apalagi si kecil pernah "hilang" di sekolah untung bisa ketemu.
Deleteharusnya tuh pelaku di kebiri mbak. Malu-maluin kaum adam aja asli deh, kesal saya :|
ReplyDeleteiya mbak dikebiri aja..biar kapok ya..tapi sayangnya ini masih pro kontra juga
DeleteNgeri ya, kasus Yuyun ini dan kayaknya jadi muncul kasus serupa.
ReplyDeleteiya mbak ngeri banget jadi parno nih mbak..
DeleteJadi warning bagi saya dan semua orang tua, agar selalu mengawasi anaknya dr pengaruh buruk, entah lingkungan, tontonan, teman bergaul, dll. :(
ReplyDeleteiya pak..terimksh sudah berkunjung
Deleteit leaves me speechless mak. Semoga tidak ada lagi yuyun yang lain
ReplyDeleteiya mbak setuju banget..jangan sampe deh ada Yuyun2 lagi
Deletewlkmslm wr.wb...
ReplyDeleteWah, saya lelaki banget ini bu... tapi baca yang kaya ginian saya jadi malu :(
Tentang penyebab2 yang ada di atas itu saya setuju 2000 persen!
Menurut saya, bukan hanya pemerintah saja yg bertanggung jawab atas terjadinya hal ini... tapi juga keluarga dan lingkungan.
Menurut saya sih, lingkungan yang terdiri dari beberapa keluarga harus memiliki suatu sistem yang bisa melindungi siapa saja, khususnya perempuan.
Contohnya pelarangan miras di lingkungan sekitar(bila perlu yang jualan miras dan yang mengkonsumsi diusir dari kampung).HUkuman yg berat, bila perlu minimal hukuman untuk pemerkosa adalah 70 tahun.... Masa hukuman maksimal cuman 15 tahun? Hukuman apaan itu? Contoh tuh Israel.... ada hukuman sampai puluhan tahun... bahkan ketika si terhukum sudah mati, tengkoraknyapun tidak boleh diambil sama pihak keluarga...
Tapi menurut saya sih intinya KRISIS IMAN bu... bagaimana tidak krisis? kebanyakan tempat ibadah hanya digunakan untuk ritual semata... tidak ada pendidikan keagamaan yang intens.... bahkan pendidikan agama di sekolah2 umum hanya 2 sampai 3jam saja per minggunya... hmmmmm....
nelangsa saya :(
iya pak setuju banget dengan komennya..memang intinya sih ya degradasi iman dan moral
Deletesetuju banget Mba... apalagi emak2 kek kita yg punya anak cewek ya? rasanya langsung degdegan waswas gimanaa gitu kalau dengar banyak kasus kekerasan/pelecehan pada anak
ReplyDelete*kekepinanakkita
iya betul mbak Arin akupun jadi parno banget dengar berita ini mbak. *kekepinanakkita*
Delete